Bullying dan Contoh Kasusnya

Pernah tidak kamu merasa candaan teman itu menyakiti dan tidak dapat dihindari?
Pernah tidak kamu merasa bahwa kamu tidak bisa melawan candaan teman kamu?

  Hati-hati! Jangan-jangan kamu sedang mengalami yang namanya Bullying. Menurut Alodokter, Bullying adalah tindakan menyakiti, merendahkan, atau menindas orang lain secara sengaja dan berulang kali. Perilaku ini berdampak negatif bagi korban maupun pelaku, sehingga perlu ditangani dengan serius.

  Berdasarkan bentuknya, bullying dapat dibagi menjadi 6 jenis, seperti yang dijelaskan berikut ini:

1. Fisik: Memukul, menendang, menjegal, atau mendorong hingga menyebabkan cedera.
2. Verbal: Menghina atau mengolok-olok penampilan, cara bicara, dan sebagainya.
3. Cyberbullying: Menyebar foto, data pribadi, atau hinaan di media sosial.
4. Pelecehan Seksual: Catcalling, menyentuh tanpa izin, atau menyebarkan konten pornografi.
5. Diskriminasi: Menyerang seseorang berdasarkan ras, agama, suku, atau orientasi seksual.
6. Sosial: Menyebar gosip, mempermalukan, atau mengucilkan seseorang dari lingkungan sosial.

  Apa pun bentuknya, bullying berdampak serius pada kualitas hidup korban, seperti menurunnya prestasi belajar dan hilangnya kepercayaan diri. Bagi pelaku, bullying bisa menuntunnya ke perilaku kriminal dan jerat hukum. Oleh karena itu, penting untuk memahami bullying secara menyeluruh agar pencegahan dan penanganannya lebih efektif.

  Sepertinya akan lebih mudah untuk memahami materi ini dengan kasus langsung, maka dari itu, saya akan menceritakan salah satu kasus bullying yang terjadi secara nyata. 

  Kasus ini menimpa siswi kelas 2 SD berinisial SAH di Menganti, Gresik, Jawa Timur, terjadi pada 7 Agustus 2023 lalu. Siswi tersebut mengalami perundungan hingga mata kanannya buta permanen. Kejadian ini bermula ketika sekolahnya menggelar lomba dalam rangka memperingati HUT RI ke-78. Waktu itu, siswi tersebut sedang mengikuti lomba namun ditarik secara tiba tiba oleh siswa lain yang diduga adalah kakak kelasnya menuju sebuah gang diantara ruang guru dan pagar sekolah. Disana, ia dipaksa untuk memberikan uang jajannya. Siswi tersebut menolak yang membuat pelaku diduga marah hingga menusuk mata kanan korban menggunakan tusuk bakso.

  Siswi tersebut lari dan membasuh matanya yang mengeluarkan air. Sesampainya di rumah, siswi tersebut mengeluh pada keluarganya karena mata kanannya sakit dan tidak bisa melihat apapun. Mendengar keluhan itu, keluarganya buru-buru membawanya ke Rumah Sakit Cahaya Giri Bringkang dan kemudian dirujuk ke RS Dr. Soetomo Surabaya. Pemeriksaan dokter menyatakan anaknya mengalami kebutaan pada mata kanan karena adanya kerusakan syaraf hingga mengakibatkan buta permanen. 
  Siswi tersebut mengaku kalau ternyata tindakan perundungan itu bukan pertama kali dilakukan oleh pelaku. Katanya, dirinya sering dipaksa memberikan uang oleh pelaku sejak masih kelas 1 SD. Akibatnya korban sering kehabisan uang dan terpaksa tidak jajan di sekolah. Siswi tersebut juga mengalami trauma dan psikolog menyarankan siswi tersebut untuk pindah sekolah.

  Menurut saya kasus perundungan ini sangat menyayat hati para pembaca. Ini menjadi bukti bahwa perundungan tidak hanya mengakibatkan gangguan mental korban, tapi fisik juga dapat terganggu akibat terjadinya perundungan atau bullying. Harapan saya, semoga kasus bullying semakin berkurang dan tidak ada lagi kasus serupa yang terjadi. Bagi saya tidak ada alasan bullying yang keren, dan bullying bukan lah hal yang sepele, karena akibat dari bullying seringkali sangat berat bagi korban.

Comments

Popular posts from this blog

blog pertamaku

Variabel dalam Matematika Khususnya Aljabar

Pengalaman Mengikuti Lomba Semasa SMP